Keindahan Jawa Tengah, Kebun Kopi, Kereta Uap Bergerigi, Naik Kuda Di Candi Gedong Songo.

Catatanku: Adimas Ferhengki
Tahun 1995 – 1997 (Pemandu Wisata)
Juli, 2016


            Berwisata di Jawa Tengah banyak sekali alternatifnya. Jika om dan tante memulai dari kota Gudeg Jogjakarta, memerlukan atau paket wisata yang satu jalur atau rute :
  1. Kebun kopi Pringsurat, Temanggung.
  2. Kereta api uap bergerigi di Ambarawa.
  3. Bandungan kota wisata dengan udara yang sejuk.
  4. Candi Gedong Songo di Gunung Ungaran.

            Om dan Tante, Catatan dan pengalamanku akan saya mulai dari Jogjakarta. Dari hotel kawasan kota Jogjakarta pukul 08.00, tiba di Pringsurat kab Temanggung kurang lebih pukul 10.00, tergantung pada kepadatan jalan Jogja- Semarang. Pada ketinggian 480 meter diatas permukaan laut dan berjarak 4 km dari ibukota kecamatan Pringsurat, terdapat perkebunan di pinggir jalan dengan kondisi jalan yang mulai berkelok kelok dan naik turun, 13 km dari ibukota kabupaten Temanggung. Perkebunan tersebut mencakup daerah yang cukup luas yang sebagian terdapat kebun kopi , pala , kakao. Sungguh mencengangkan ...... Jika om dan tante susah tidur, cobalah makan manisan kulit pala.

            Wowwwww, di sana terdapat dua kelompok perkebunan, yaitu milik PTPN dan perkebunan rakyat. Sepanjang perjalan dari Pringsurat ke arah Ambarawa, banyak petani menjual Kelengkeng, buah buah pegunungan dan salak .... weeeeihhh mantep nian.


            Persiapan lokomotif uap B2503 diisi air pada lokomotifnya yang hendak dijalankan untuk menarik gerbong kereta wisata di Stasiun Ambarawa dengan rute Ambarawa - Bedono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.


            Pukul 11.00 – 11.30 sampailah di Stasiun Ambarawa. Tepatnya di Ambara, wisatawan bisa mencoba naik kereta api uap Ambarawa. Tidak serta merta langsung bisa naik kereta. Lokomotif tua dengan tenaga uap harus dipanaskan airnya terlebih dahulu, kurang lebih 3- 4 jam lamanya. Tidak sembarang kayu bisa dipakai untuk memanaskan lokomotif, yang jelas kayu jati dan sejenis yang tingkat panas yang dihasilkan sangat tinggi untuk merebus air lokomotif ...... wooowww direbus ..


            Kereta api tua ini berangkat dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Bedono(Railway Mountain Tour). Dari stasiun Ambarawa – Stasiun Bedono ditempung 45- 60 menit tergantung situasinya, dan rel kereta api yang menghubungkannya pada jalan yang menanjak atau menurun dengan rel yang bergerigi. Tujuan dan maksudnya adalah disaat menanjak supaya kereta bisa mendaki dengan pancatan / penahan gigi gigi atau gerigi tersebut.



            Lokomotif dan gerbong, merupakan produk-produk tua yang bisa dikategorikan ANTIK peninggalan kolonial Belanda. Karena merupakan kereta api uap, maka kereta ini masih menggunakan kayu bakar. Sebelum berangkat lokomotif diisi air dan saat tiba di stasiun Bedono diisi kembali.


            Dari ambarawa ke Jambu posisi lokomotif di depan dan mulai Jambu ke Bedono , lokomotif berada di belakang gerbong karena jalan mulai menanjak. Saat itu rel bergigi mulai berfungsi, lokomotif mendorong gerbong. Kereta uap itu terdiri dari lokomotif bergerigi bernomor B 2502 dan dua gerbong. Lokomotif buatan Jerman itu sudah berusia 116 tahun saat saya menulis artikel ini . Tua sudah pastinya .... Om dan tante, Saat saya bersama turis turis Eropa, Tour leader kami selalu menyanyikan lagu NAIK KERETA API dengan versi bahasa Perancis. Maklum penulis tidak bisa berbahasa Perancis tetapi bahasa Belanda. Tamu kami berkebangsaan Belgia, satu negara dengan dua bahasa nasional (60% : 40%). Terkadang satu bus dengan dua guide (bahasa Perancis dan Belanda). Pemandangan ke dan dari stasiun Bedono .... wooowww dibuat takjub ... Rawa pening, sawah, bukit bukit hijau sekitar Gunung Telomoyo .... keren abis ..


Makan siang, kita bisa pesan katering atau restauran untuk menyediakannya dan disantap di ruangan stasiun Ambarawa.


Paket Wisata Kereta Api


            Wisata dengan kereta api uap Ambarawa sebenarnya ditawarkan kepada wisatawan di dua rute yang berbeda, yaitu Stasiun Ambarawa-Stasiun Bedono dan Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang. Rute pertama yang sudah ada sejak lama dan merupakan favorit wisatawan adalah rute Stasiun Ambarawa ke Stasiun Bedono, melewati Stasiun Jambu.

            Lokomotif berada di depan untuk menarik kereta saat melakukan perjalanan ke Stasiun Jambu. Saat tiba di Stasiun Jambu, lokomotif berada di belakang bertindak sebagai pendorong. Lokomotif bergerigi pun memberi peran penting untuk jalanan menanjak ke Stasiun Bedono. Perjalanan dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Bedono sekitar 9 kilometer yang ditempuh selama satu jam.

            Atraksi wisata yang bisa ditambahkan adalah kuda kepang atau kuda lumping atau jathilan dengan berkoordinasi travel agent yang om dan tante gunakan. Menurut para owner travel agent, peminat wisata ini kebanyakan atau mayoritas turis asing dengan alasan sewa kereta yang cukup tinggi. Pada tahun 1995-1997, saya minimal 4 kali dan maksimal 8 kali sebulan charter kereta tersebut , dengan harga kontrak tentunya. Turis kapal pesiar, biasanya sebagai one day tour. Berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas dengan bus menuju Ambarawa, langsung disambut kereta uap antik menuju stasiun Bedono. Dan bus bus telah menunggu di Bedono selanjutnya turis melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur.


            Lokomotif uap B2502 di Stasiun KA Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Perjalanan di dalam kereta api uap bisa dibilang tak membosankan. Sepanjang perjalanan, turis akan disuguhi pemandangan sawah, kebun, sampai perkampungan penduduk. Hal-hal yang terkesan eksotis bagi turis asing maupun turis domestik dari perkotaan besar.


SISTEM CHARTER

            Sampai saat ini, peminat wisata kereta api uap harus menyewa. Sistem carter memang terkesan mahal. Oleh karena itu, wisata kereta api uap cocoknya untuk rombongan. Maksimal kereta bisa diisi 80 orang. Sebagai gambaran, untuk rute Stasiun Ambarawa-Stasiun Bedono, peminat dikenakan biaya carter Rp 750.000,00 - Rp 1.500.000,00 tahun 1995-1997 . Saat ini antara Rp 15.000.000,00 – Rp 18.000.000,00 untuk dua gerbong. Sementara untuk rute Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang, biaya carter adalah Rp 10 juta untuk 1 gerbong dan Rp 12,5 juta untuk 2 gerbong. Rute datar ini melewati Danau Rawa Pening. Turis pun bisa melihat aktivitas petani di seputar danau pun para pengolah eceng gondok. Lama perjalanan sekitar setengah jam. Ada rencana, kemungkinan kereta api Ambarawa akan dijalankan setiap hari libur untuk umum. Hal ini untuk meningkatkan kunjungan turis domestik.

Alam Bandungan


            Om dan tante, destinasi berikutnya ... Bandungan merupakan sebuah obyek wisata pegunungan yang terdapat di Kecamatan Bandungan. Obyek wisata ini dapat ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit dari Ambarawa melalui jalur pegunungan. Bandungan memiliki udara yang sejuk dan segar sehingga banyak sekali terdapat hotel dan motel. Di Bandungan terdapat beberapa objek wisata yang menarik seperti di daerah Sidomukti, di sana terdapat arena outbond yang menantang dan pemandangannya indah.

            MITOS, Asal-usul nama Bandungan Dikisahkan dari Pasutri K. Sanggem yang memperoleh wangsit untuk mencari sumur di lereng G.Ungaran, yaitu sumur yang airnya mengalir seperti sungai agar dia dapat memiliki anak. Setelah sumur ditemukan dan dia memiliki banyak anak, lalu dia mendapatkan wangsit lagi untuk menutup (=membendung) sumur tersebut agar tidak menyebabkan malapetaka bagi kampong dibawahnya, dengan konsekuensi di desanya tidak akan ada sumber mata air dan akhirnya sumur tersebut di tutup dengan gong. Desa tersebut akhirnya di kenal dengan Bandungan (= bendungan). Fasilitas Bandungan:
  1. Wisata Alam.
  2. Pasar Bunga.
  3. Sayur dan Buah Segar.
  4. Tempat Konferensi.
  5. Area Perkemahaan.
  6. Tempat Peristirahatan.
  7. Hotel Berbintang.
  8. Hotel Melati.
  9. Pasar Buah, Bunga dan Sayur-Mayur Segar (langsung dari petani).


CANDI GEDING SONGO

            Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C). Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, objek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.





            Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik. Anda bisa memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi obyek wisata Candi Gedongsongo. Tahun 1740, Loten menemukan kompleks Candi Gedong Songo. Tahun 1804, Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911. Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. Tiket Masuk: Dewasa/5 tahun ke atas: Rp 5.000/orang dan Rp 25.000/orang untuk Wisatawan Asing dan harga akan naik sesuai kebijakan dinas terkait atau pemerintah daerah. Om dan tante kalau mau naik kuda, hati hati ya.... Berat badan harus diperhatikan, ongkos naik kuda supaya lihat di papan pengumuman supaya tidak di kethok tukang kuda ..... harga di bawah ini masih terbilang murah .... Di Bromo pun ada penyewaan kuda ... Tarif Jasa Naik Kuda Candi Gedong Songo:
  1. Wisata Desa Rp 25.000 (Wisman Rp 35.000)
  2. Ke Air Panas Rp 40.000 (Wisman Rp 60.000)
  3. Ke Candi II Rp 30.000 (Wisman Rp 40.000)

            Untuk menempuhnya, diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam (rata-rata mencapai 40 derajat). Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari objek wisata Bandungan. Selamat berwisata Om, Tante ....


Arranged by: Zedhio Pratama Zulzaq
Photografer by: Aisyah Adhira M.V

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Keindahan Jawa Tengah, Kebun Kopi, Kereta Uap Bergerigi, Naik Kuda Di Candi Gedong Songo."

Posting Komentar