Mangkunegaran Masa Sekarang
Di Mangkunegaran saat ini yang bertahta
adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati
Arya Mangkunegara IX. Pada masa pemerintahannya sekarang beberapa
bangunan di Istana mengalami Revitalisasi
dengan dana bantuan dan ahli yang berasal dari Pemerintah Republik Indonesia
melalui Pemerintah daerah.Revitalisasi
sendiri adalah upaya untuk memulihkan bangunan seperti sediakala dengan fungsi
yang berbeda. Jaman dulu gedung Kavaleri adalah Markas Legiun Mangkunegaran
maka sekarang bisa difungsikan untuk aktivitas yang lain.
Pura
Mangkunegaran
PURA MANGKUNEGARAN dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang lebih
dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, setelah penandatanganan Perundingan
Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran
Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama : pendopo
dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Hal yang menarik
adalah keseluruhan istana dibuat dari kayu jati yang bulat/utub.
PENDOPO
adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama) yang digunakan untuk resepsi
dan pementasan tari tradisional Jawa. Ada seperangkat gamelan yang dinamai Kyai
Kanyut Mesem. Gamelan yang sebagaian besar masih lengkap ini dimainkan pada
hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional.
latihan tari , biasanya hari Rabu atau Sabtu di Pendopo Agung
Seluruh
bangunan Pendopo Agung atau Pendopo
didirikan tanpa menggunakan paku. Di dalam pendopo ini terdapat empat set
gamelan, satu digunakan secara rutin dan tiga lainnya digunakan hanya pada
upacara khusus.
Warna
kuning dan hijau yang mendominasi pendopo adalah warna pari anom (padi muda)
warna khas keluarga Mangkunegaran.
Pada langit-langit Pendopo Agung tergantung deretan lampu gantung antik.
Pada mulanya masyarakat yang hadir di pendopo duduk bersila di lantai. Kursi baru diperkenalkan pada akhir abad ke-19 waktu pemerintahan Mangkunegoro VI.
Pada langit-langit Pendopo Agung tergantung deretan lampu gantung antik.
Pada mulanya masyarakat yang hadir di pendopo duduk bersila di lantai. Kursi baru diperkenalkan pada akhir abad ke-19 waktu pemerintahan Mangkunegoro VI.
Hiasan
langit-langit pendopo yang bernama Kumudawati
berwarna terang melambangkan astrologi Hindu-Jawa.
Dibuat
pada masa KGPAA Mangkoenagoro VII tahun 1937, oleh arsitek Belanda Thomas
Karsten.
Pada
lukisan ini terdapat lambang 12 bintang dalam astrologi dan 8 kotak yang
masing-masing memiliki warna dan makna yang berbeda, yaitu :
Kuning,
bermakna selalu siaga
Biru,
untuk mencegah bencana
Hitam,
untuk melawan kemarahan
Hijau,
untuk melawan stres
Putih,
untuk melawan hawa nafsu
Orange,
untuk melawan rasa takut
Merah,
untuk melawan kejahatan
Ungu,
untuk melawan pikiran jahat
Filosofi
Jawa yang terdapat di langit langit Pendopo Agung.
Belum ada tanggapan untuk "ISTANA PURA MANGKUNEGARAN 3"
Posting Komentar